Pages

Tuesday, November 13, 2012

Bungkusan Cinta

Randi (25), menderita kanker yang menurut dokter tak lagi bisa disembuhkan. Sepanjang waktu ia dirawat Ibunya. Bosan di rumah terus, suatu sore pemuda ini ingin mencari udara segar. Ia berjalan-jalan di pertokoan tak jauh dari rumahnya. Langkahnya terhenti di depan toko kaset. Ada magnet yang menarik hati. Yakni, wajah cantik gadis pemilik toko. Dengan hatinya yang bergetar ia masuk ke dalam.
"Ada yang bisa saya bantu?" si gadis tersenyum.
"Mmmm ... mm ... saya mau beli kaset," yang ditanya tersipu.
Asal-asalan ia menunjuk sebuah kaset dan membayarnya.
"Sebebntar saya bungkus dulu" Sesaat si gadis menghilang di balik pintu, kemudian muncul sambil menyodorkan kaset yang terbungkus rapi. Andi lantas pulang. Tanpa dibuka, kaset dimasukkan ke lemari.
Sejak itu setiap sore ia pergi ke toko yang sama, membeli kaset. Ya, Andi sedang jatuh cinta, tapi tak berani berterus terang. Lantaran sering melamun sang Ibu menasehati agar ia mengutarakan isi hatinya kepada si gadis.
Dengan segala keberanian, keesokkan hari Andi kembali mengunjungi toko. Seperti biasa ia membeli sebuah kaset. Begitu gadis itu ke belakang untuk membungkus kaset, ia meninggalkan secarik kertas berisi telepon rumahnya di meja toko.

Beberapa hari kemudian, telepon di rumah berdering, yang mengangkat telepon Ibu Andi, "Halo..." Benar, sang gadis menelpon. Ia bertanya mengapa beberapa hari Andi tidak muncul. Mendengar itu sang ibu menangis tersedu, "Apakah kamu tidak tahu?Andi telah meninggal dunia kemaren...." 
Sang Ibu masuk kamar anak tercintanya.Sambil mengenang, ia membuka lemari pakaian dan terkejut melihat tumpukan bungkusan, yang setelah dibuka ternyata kaset. Ketika membuka satu bungkusan ia menemukan sehelai kartu nama, dengan tulisan tangan mungil... "Hai ... kamu ganteng. maukah kamu jadi pacarku? Love, Monik." Karena penasaran, semua bungkusan itu dibuka satu demi satu. Di dalam setiap bungkusan ditemukan kartu nama yang sama dengan tulisan yang sama. Tak salah bila Oscar Wilde penyair dan dramawan kelahiran Dublin dalam sebuah karyannya De Profundis (1962) pernah menyatakan, when you really want love, you will find it waiting for you.

No comments:

Post a Comment