Pages

Monday, April 8, 2013

Daftar Kode Bank di Indonesia (transfer Online)


Daftar Kode Bank di Indonesia

Dulu, sebelum ada sistem transfer online, nasabah bank selalu melakukan transfer ke bank lain melalui Kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement) selain biayanya yg cukup mahal, penerimanya pun harus menunggu 1-3 hari kerja. Jika dilakukan Kliring pada hari jumat setelah jam 12 siang, maka uang uang yang ditransfer baru akan diterima pada hari rabu pagi. sementara jika menggunakan RTGS, bisa lebih cepat dari pada Kliring.
Saat ini walaupun berbeda Bank, kita dapat melakukan transfer online via ATM dari bank yang satu ke bank  lainnya. Dan penerimanya pun dapat langsung mengambil uangnya.

Daftar Kode-Kode Bank tersebut :

Nama Bank Kode
Bank BRI  002
Bank Mandiri  008
Bank Danamon  011
Permata Bank  013
Bank BCA  014
Bank BII  016
Bank Panin  019
Bank Arta Niaga Kencana  020
Bank Niaga  022
Bank Buana Ind  023
Bank Lippo  026
Bank NISP  028
Bank Artha Graha  037
Bank ABN Amro  052
Bank Bumi Arta  076
Bank Ekonomi  087
Bank Haga  089
Bank IFI  093
Bank Mayapada  097
Bank Jabar  110
Bank DKI  111
BPD DIY  112
Bank Jatim  114
BPD Jambi  115
BPD Aceh  116
Bank Sumut  117
Bank Nagari  118
Bank Riau  119
Bank Sumsel  120
Bank Lampung  121
BPD Kalsel  122
BPD Kaltim  124
BPD Kalteng  125
BPD Sulsel  126
Bank Sulut  127
BPD NTB  128
BPD Bali  129
Bank NTT  130
Bank Maluku  131
BPD Papua  132
Bank Nusantara Parahyangan 145
Bank Muamalat  147
Bank Mestika  151
Bank Maspion  157
Bank Kesawan  167
Bank HS-1906  212
Bank Mega  426
Bank Jasa Jakarta  427
Bank Bukopin  441
Bank Syariah Mandiri  451
Bank Bumiputera  485
Bank Agro  494
Bank Syariah Mega  506
Bank Ina Perdana  513
Bank UIB  536
Bank Artos Ind  542
Bank Eksekutif  558
Bank Harda  567
Bank Commonwealth  950
Semoga membantu.

Thursday, April 4, 2013

Pak Dahlan Iskan, "Gorong-gorong" dan Cuci Otak


Membersihkan Gorong-Gorong Buntu di Otak


OLEH: DAHLAN ISKAN
(Menteri BUMN)
 
SAMBIL mengambil pisau bedah, Dokter Terawan mulai menyanyikan lagu kesukaannya: Di Doa Ibuku. Suaranya pelan tapi sudah memenuhi ruang operasi itu.  

Saya berbaring di depannya, di sebuah ruang operasi di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Jumat pagi lalu. Peralatan operasi sudah disiapkan rapi. Para perawat juga sudah berada di posisi masing-masing.

Sebenarnya saya tidak dalam keadaan sakit. Juga tidak punya keluhan apa pun. Hanya, saya memang sudah lama ingin melakukan ini: cuci otak. Sejak masih jadi Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara dulu. Keinginan itu tertunda terus oleh kesibukan yang padat, terutama setelah menjadi Menteri BUMN. Bahkan keinginan untuk coba-coba melakukan stemcell pun tertunda sampai sekarang.

Mencoba merasakan cuci otak ini bisa dianggap penting, bisa juga tidak. Saya ingin mencobanya karena ini merupakan metoda baru untuk membersihkan saluran-saluran darah di otak. Agar terhindar dari bahaya stroke atau pendarahan di otak. Dua bencana itu biasanya datang tiba-tiba. Kadang tanpa gejala apa-apa. Dan, bisa menimpa siapa saja.

Saya tahu metode cuci otak Dokter Terawan ini masih kontroversial. Kalangan dokter masih terbelah pendapat mereka. Masih banyak dokter yang belum bisa menerimanya sebagai bagian dari medical treatment.

Pengobatan model Dokter Terawan, ahli radiologi yang berumur 48 tahun, yang berpartner dengan dokter Tugas, ahli saraf yang berumur 49 tahun, ini terus dipersoalkan. Dia masih sering "diadili" di rapat-rapat profesi kedokteran.

Saya terus mengikuti perkembangan pro-kontra itu. Termasuk ingin tahu sendiri secara langsung seperti apa cuci otak itu. Dengan cara menjalaninya. Kesempatan itu pernah datang tapi beberapa kali tertunda. Ini karena ada pasien yang lebih mendesak untuk ditangani. Sebagai orang sehat saya harus mengalah.

Kamis malam lalu kesempatan itu datang lagi. Setelah sidang kabinet di Istana, saya langsung masuk RSPAD Gatot Subroto. Berbagai pemeriksaan awal dilakukan malam itu: periksa darah, jantung, paru dan MRI. Dan yang juga penting dilakukan dokter Tugas adalah ini: pemetaan saraf otak.

Beberapa test dilakukan. Untuk mengetahui kondisi saraf maupun fungsi otak.

Keesokan harinya, pagi-pagi, saya sudah bisa menjalani cuci otak di ruang operasi. Saya sudah tahu apa yang akan terjadi karena dua minggu sebelumnya istri saya lebih dulu menjalaninya. Saat itu saya menyaksikan dari layar komputer.

Cuci otak ini dimulai dengan irisan pisau di pangkal paha. Saat mengambil pisau, seperti biasa, adalah saat dimulainya Dokter Terawan menyanyikan lagu kesukaannya: Di Doa Ibuku.

Perhatian saya pun terbelah: mendengarkan lagu itu atau siap-siap merasakan torehan pisau ke pangkal paha yang tidak dibius. Tiba-tiba Dokter Terawan mengeraskan suaranya yang memang merdu. Saya pun kian memperhatikan lagu itu.

Saat puncak perhatian saya ke lagu itulah rupanya Dokter Terawan menorehkan pisaunya. Tipuan ini berhasil membuat rasa sakit hanya melintas sekilas.

Dan, Dokter Terawan terus menyanyi:

Di waktu masih kecil

Gembira dan senang

Tiada duka kukenang

Di sore hari nan sepi

Ibuku berlutut

Sujud berdoa

Kudengar namaku disebut

Di doa ibuku

Sebuah lagu yang isinya kurang lebih saya alami sendiri saat saya masih kecil, sebelum ibu saya meninggal saat saya berumur 10 tahun. Otomatis perhatian saya ke lagu itu. Itulah cara Dokter Terawan membius pasiennya.

Saya jadi teringat saat memasuki ruang operasi menjelang ganti hati enam tahun yang lalu di RS Tianjin, Tiongkok. Ruang operasi dibuat hingar bingar oleh lagu rock yang lagi top-topnya saat itu di sana: Mei Fei Se Wu, yang berarti bulu mata menari-nari. Sebelum lagu berbahasa mandarin itu berakhir saya sudah tidak ingat apa-apa lagi: saya dimatikan selama 13 jam.

Demikian juga Dokter Terawan. Sambil terus menyanyikan Di Doa Ibuku  ia mulai memasukkan kateter dari luka di pangkal paha itu. Lalu mendorongnya menuju otak. Kateter pun terlihat memasuki otak kanan. "Sebentar lagi akan ada rasa seperti mint," ujar Terawan.

Benar. Di otak dan mulut saya terasa “pyar” yang lembut disertai rasa mentos yang ringan.

Itulah rasa yang ditimbulkan oleh cairan pembasuh yang disemprotkan ke saluran darah di otak.

“Rasa itu muncul karena sensasi saja” katanya.

Hampir setiap dua detik terasa lagi sensasi yang sama. Berarti Dokter Terawan menyemprotkan lagi cairan pembasuh lewat lubang di dalam kateter itu. Saya mulai menghitung berapa “pyar” yang akan saya rasakan. Kateter itu terus menjelajah bagian-bagian otak sebelah kanan. Pyar, pyar, pyar. Lembut. Mint. Ternyata sampai 16 kali.

Begitu dokter mengatakan pembersihan otak kanan sudah selesai saya melirik jam. Kira-kira delapan menit.

Kateter lantas ditarik. Ganti diarahkan ke otak kiri. Rasa “pyar-mint” yang sama terjadi lagi. Saya tidak menghitung. Perhatian saya beralih ke pertanyaan yang akan saya ajukan sesudah cuci otak nanti: mengapa dimulainya dari otak kanan?

Setelah mengerjakan semua itu, Terawan menjawab. “Karena terjadi penyumbatan di otak kiri Bapak,” katanya.

Hah? Penyumbatan? Di otak kiri? Mengapa selama ini tidak terasa? Mengapa tidak ada gejala apa-apa? Mengapa saya seperti orang sehat 100 persen?

Dokter Terawan, kolonel TNI AD yang lulusan Universitas Gajah Mada Yogyakarta dengan spesialisasi radiologi dari Universitas Airlangga Surabaya itu, lantas menunjuk ke layar komputer. "Lihat sebelum dan sesudahnya," ujar Terawan.

Sebelum diadakan pencucian, terlihat satu cabang saluran darah yang ke otak kiri tidak tampak di layar. "Mestinya bentuk saluran darah itu seperti lambang Mercy. Tapi ini tinggal seperti lambang Lexus," katanya.

Setiap orang ternyata memiliki lambang Mercy di otaknya. "Nah, setelah yang buntu itu dijebol lambang Mercy-nya sudah kembali," katanya sambil menunjuk layar sebelahnya. Jelas sekali bedanya.

Karena saluran yang buntu itu maka beban gorong-gorong di otak kanan terlalu berat. "Lama-lama bisa terjadi pembengkakan dan pecah," katanya. "Lalu terjadilah perdarahan di otak," tambahnya.

Alhamdulillah. Puji Tuhan. Saya pun langsung teringat Pak Sumaryanto Widayatin, Deputi Menteri BUMN bidang Infrastruktur dan Logistik yang hebat itu. Yang juga ketua alumni ITB itu. Yang idenya banyak itu. Yang terobosan birokrasinya tajam itu. Sudah hampir setahun terbaring tanpa bisa bicara dan hanya sedikit bisa menggerakkan anggota badan.

Saluran darah ke otaknya pecah justru di tengah tidurnya menjelang dini hari. Saya sungguh menyesal tidak menyarankannya ke Terawan sebelum itu.

Penyesalan panjang yang tidak berguna. Kini, setelah perawatan yang panjang oleh istrinya yang hebat, Pak Sum memang terlihat kian segar dan pikirannya tetap hidup bergairah, tapi masih perlu banyak waktu untuk bisa bicara.

Setelah cuci otak ini berhasil membersihkan gorong-gorong yang buntu, saya kembali ke kamar. Kaki tidak boleh bergerak selama tiga jam. Tapi sore itu saya sudah bisa terbang ke Surabaya. Untuk merayakan imlek bersama masyarakat Tionghoa dan besoknya mengadakan khataman Alquran bersama para hufadz di rumah saya.

Tiap hari Dokter Terawan sibuk dengan antrean yang panjang. Ada yang karena sakit ada juga yang karena ingin tetap sehat.

Bagi yang cito! (segera, Red) akan langsung ditangani. Tapi bagi yang sehat antrenya sudah mencapai tiga bulan. Ini karena hanya sekitar 15 orang yang bisa ditangani setiap hari. Lebih dari itu bisa-bisa Terawan sendiri yang akan mengalami pendarahan di otaknya.

Belum diterimanya metode ini oleh dunia kedokteran di seluruh dunia membuat gerak Terawan terbatas. Misalnya tidak bisa secara terbuka mengajarkan ilmunya itu ke dokter-dokter lain agar antrean tidak terlalu panjang. Sampai hari ini baru dialah satu-satunya di dunia yang bisa melakukan cara ini.

Kalau profesi dokter tidak segera bisa menerima metode ini, jangan-jangan Persatuan Insinyur Indonesia yang akan segera mengakuinya. Anggap saja Terawan ahli membersihkan gorong-gorong yang buntu. Hanya saja gorong-gorong itu letaknya bukan di Bundaran HI. (*/jpnn/zal/K5)

Tuesday, April 2, 2013

15 PENYIKSAAN RAHASIA TERHADAP YESUS, ANAK ALLAH PENEBUS UMAT MANUSIA


Diawali dengan 2x Bapa Kami, 2x Salam Maria dan 2x kemuliaan

15 PENYIKSAAN RAHASIA TERHADAP YESUS, ANAK ALLAH PENEBUS UMAT MANUSIA

Bangsa Yahudi menganggapKu sebagai mausia paling celaka yang hidup dimuka bumi ini, dan karenanya :

1. Mereka membelenggu kakiKu dan menyeretKu diatas batu-batu anak tangga, turun menuju kesebuah ruangan kotor dan menjijikan dibawah tanah

2. Mereka menanggalkan pakaianKu, lalu mencambuki badanKu dengan cambuk yang bersimpul-simpul besi.



3. Mereka melilitkan tali pada badanKu lalu  menarikKu sepanjang lapangan dari ujung keujung

4. Mereka menggantungku dengan pada sekeping kayu dengan simpul hidup dan  mudah terbuka, sehingga aku jatuh. Dengan siksa yang sedemikian ini, aku  menangis dengan air mata darah

5. Mereka mengikatku pada sebuah tonggak lalu menusukku dengan kayu yang bercabang.

6. Mereka memukulku dengan batu, dan memeggangku dengan bara api dan obor

7. Mereka menusukku dengan jarum besar, ujung yang menyerupai tombak runcing merobek kulitKu, daging dan urat-uratKu mencuat keluar dari badanKu



8. Mereka mengikatku pada sebuah tonggak dan menyuruh berdiri tanpa alas kaki pada sekeping besi yang panas membara 

9. Mereka memahkotaiKu dengan Mahkota besi, menutup mukaKu dengan kain yang kotor dekil 

10. Mereka mendudukan aku pada  sebuah kursi yang dipasang paku -  paku tajam,   yang menyebabkan luka-luka yang dalam pada badanku.

11. Mereka menyirami lukaKu dengan timah hitam dan damar cair, kemudian mereka menggencetku  pada kursi yang berpaku-paku, sehingga paku-paku ini menusuk  membenam masuk semakin dalam dan lebih dalam lagi ke badanKu 



12. Supaya malu dan makin sengsara, mereka menusukan jarum-jarum di lobang pori janggutku yang sudah
dicabuti, lalu lenganku diikatkan ke punggungKu, dan mereka mengiringKu keluar dari penjara, dibarengi tamparan tamparan dan pukulan-pukulan

13. Mereka menghempasku pada sebuah salib dan mengikatku dengan sedemikian kencangnya, sehingga aku hampir-hampir tidah bisa bernafas sama sekali.

14. Mereka mendorong keras kepalaKu sehingga aku jatuh terlentang ketanah, lalu mereka menginjakku yang menyakitkan dadaKu. Kemudian mereka mencopot duri mahkotaku dan mencucukkannya kelidahKu

15. Mereka menuangkan ke dalam mulutKu kotoran-kotoran yang sangat busuk menjiikan, sebab mereka kehabisan cara-cara penyiksaan yang sadis keji kepadaKu

Lalu Yesus bersabda : 



AnakKu! Aku menghendaki supaya kamu menyampaikan kepada siapa saja, kelima belas penyiksaan rahasia ini, supaya masing-masing mereka di muliakan.

Siapa saja yang setiap hari mempersembahkan kepadaKu, dengan kasih sayang salah satu dari penderitaanKu ini, dan mengucapkan dengan sungguh-sungguh doa ini, akan dikaruniakan kemuliaan kekal baginya pada hari penghakiman.

******************************************************************

DOA

YA YESUS ANAK ALLAH YANG MAHA KUASA, kami bernazar dengan sungguh - sungguh demi memuliakan namaMu dalam kelima belas rhasia penyiksaan ini, sebab darahMu yang mahasuci sudah dicurahkan bagi kami.                       
                                       

Kami memuliakan, mengagungkan dan menyembahMu ya kasih abadi, Yesus Kristus demi hatiMu yang maha suci, darahMu yang maha murni, pengorbananMu yang maha mulia, bagi kami bangsa manusia, kami juga memuliakan sakramen mahakudus di altarMu, Bunda mulia yang suci murni, sembilan paduan suara mulia para malaikat dan darah yang suci para kudus. 

Sebagaimana banyaknya pasir disamudera, dan gandum diladang, banyaknya rumput dipadang dan buah-buahan dikebun,banyaknya daun-daun dipohon dan bunga-bunga ditaman, banyaknya bintang diangkasa, para malaikat disurhga dan banyaknya mahluk dimuka bumi, kami semua hamba-hambaMu, memuliakan, mengagungkan dan menyembahMu, kini selalu dan sepanjang masa. Amin. 

(Devosi disahkan Paus Clemens 11, 1730-1740)

Monday, April 1, 2013

SBY, Demokrat dan KLB

Sejak Anas mengundurkan diri sebagai Ketum PD semua orang bertanya-tanya siapa yang akan menggantikan Anas sebagai Ketum. Banyak nama bermunculan mulai dari internal PD sampai dengan external. Antara lain Mantan Ketua DPC Cilacap, Max Sopacua, Pramono Edhi dan masih banyak lagi.
Namun dari dalam PD sendiri ada terjadi ketidakcocokan ide. Ada yang mengatakan bahwa SBY lebih baik jadi Ketum dan ada juga yang tidak mengehendaki hal ini. Sementara waktu menuju KLB terus berjalan banyak terjadi spekulasi-spekulasi "liar", termasuk pihak media pun ikut memberikan kontribusi. Dari dalam PD sendiri ada yang mengatakan bahwa ada pengumpulan massa kader pemilik hak suara di Ancol entah untuk meng"gol"kan kepentingan pihak tertentu.

Namun semua berakhir setelah KLB 30-31 Maret 2013 kemarin, dimana SBY kembali menjadi Ketum PD.
dengan menjadi Ketum PD lagi, SBY banyak mendapatkan kritikan dari beberapa pengamat politik maupun masyarakat.
menurut hemat saya sebagai warga negara biasa, Klo SBY jadi Ketum memangnya kenapa ? Ada masalah ?

Media banyak yg menyoroti dan mengatakan bahwa SBY tidak konsisten dengan ucapan beliau tahun lalu waktu beliau menyarankan Mentri KIB #2 mengundurkan diri saja jika tidak bisa membagi waktu.

1. Statement SBY adalah Jika tidak bisa membagi waktu, lebih baik mengundurkan diri saja. Artinya klo bisa bagi waktu harusnya tidak ada masalah kan ?

2. PD saat ini pada posisi yang tidak menguntungkan, dimana elektabilitas partai sangat kecil. Yang dianggap punya "power" untuk mengembalikan elektabilitas PD hanya Pak SBY.

3. Pemilik hak suara menghendaki SBY menjadi Ketum. Jika dipaksakan orang lain yg menjadi Ketum, maka tingkat soliditas partai akan ikutan menurun.

Itu sih menurut saya...
hehehehee....