Pages

Tuesday, October 9, 2012

Rapuh

****dapat dari milis ***

Dalam Belakangan ini saya sedang belajar dari putri saya yang baru lahir.
Banyak hal yang bisa kita pelajari dari bayi, bayi adalah sosok yang unik mereka tidak berdaya tetapi memiliki daya tarik yang luar biasa, selalu bisa membuat orang jatuh hati ketika menatap dan bersentuhan dengannya.
Dari bayi mungil ini saya mendapat beberapa hikmah yang menurut saya makin luntur pada saat kita semakin bertumbuh seiring waktu yang berjalan. Bayi adalah manusia, yang merupakan bibit dari generasi manusia yang akan datang, bayi itu rapuh, seperti manusia yang sebenarnya adalah rapuh, tidak perduli dia pejabat, Pengemis, Ulama, Supir bis, pekerja kantor atau siapa pun, walau terkadang kita tampak begitu tegar, pada dasarnya manusia memiliki titik rapuhnya masing-masing.
Apakah seorang pejabat itu kuat, atau seorang pemuka agama itu tegar, mungkin sekilas terlihat seperti itu, tapi mereka hanya manusia biasa yang juga memiliki titik rapuh, karena mereka adalah manusia biasa.
Di balik manusia tangguh, biasanya ada banyak manusia rapuh. Dihadapkan pada masalah sepele saja mereka goyah. Lihatlah, ada yang hanya putus cinta, ia bunuh diri. Atau hanya karena tidak disapa tetangga, ia panas dingin dan sakit hati. Maka, mulai sekarang kita harus memiliki keberanian untuk mengevaluasi diri.
Apakah kita itu bermental tangguh atau sebaliknya? Ketangguhan hakiki tidak dilihat dari fisiknya (walau ini penting), tapi dilihat dari mental dan kepribadian, serta keimanan seseorang.
 
Manusia paling tangguh adalah manusia yang paling takwa dan kuat imannya.
Boleh jadi tubuh kita lemah, rapuh, bahkan lumpuh, tapi kalau ia memiliki ketangguhan iman, maka kelemahan fisik akan tertutupi. Orang yang kuat mental dan kepribadian, serta keimanan, salah satu cirinya adalah tangguh menghadapi cobaan hidup.
Kesulitan apapun yang menderanya, tidak sedikit pun ia menyerah, malah semakin dekat. Ada lima prinsip yang senantiasa dipegangnya.
Pertama, sadar bahwa kesulitan adalah episode yang harus dijalani. Sehingga ia akan menghadapinya sepenuh hati; tidak ada kamus mundur atau menghindar.
Kedua, yakin bahwa setiap kesulitan sudah tepat ukurannya bagi setiap orang.
Ketiga, yakin bahwa ada banyak hikmah di balik kesulitan.
Keempat, yakin bahwa setiap ujian pasti ada ujungnya.
Kelima, yakin bahwa setiap kesulitan yang disikapi dengan cara terbaik akan mengangkat derajatnya dihadapan Allah.
Ada sesuatu yang besar di balik kesulitan yang menghadang. Semakin berat ujian, semakin luar biasa pula ganjaran yang akan diterima. Kita mungkin juga termaksud saya nampak utuh dari luar, namun terkadang rapuh di dalam. Tak selalu yang tampak di luar selaras dengan apa yang ada di dalam.
Manusia memang lazim memakai "topeng". Mungkin itulah sebabnya kata personality alias kepribadian itu berasal dari suatu kata dalam Bahasa Yunani yang berarti topeng.
Topeng yang kita gunakan ketika kita bersentuhan dengan individu-individu lain di dunia kita masing-masing. Topeng yang menggambarkan seperti apa kita ingin dipandang, untuk menutupi rapuhnya diri kita. Mencari contoh penggunaan topeng itu bukanlah pekerjaan sulit. Banyak kejadian-kejadian ringan di keseharian yang dapat dijadikan cermin.
Seorang bawahan bisa saja tersenyum dan mengangguk ketika atasannya mengeluarkan suatu kebijakan yang sebenarnya tidak sesuai dengan nuraninya karena takut kehilangan pekerjaan.
Seorang pemuda ketika ditanya oleh kekasihnya, Aku sekarang gemuk ya? dapat jadi memilih berkata Ah, nggak kok. Kamu cantik kok, demi menyenangkan hati pacarnya itu.
Masih banyak hal-hal lain yang dapat mencontohkan ketidaksesuaian antara yang terpendam di hati dan yang nampak di luar.
Sebaliknya melepas topeng bukanlah hal yang mudah. Butuh keberanian yang luar biasa untuk menampakkan sisi terapuh dalam diri kita, karena hal itu menunjukan kerapuhan pada diri kita. Beranikah anda membuka topeng dan menampakkan siapa sebenarnya diri anda, atau anda akan terus terjebak dalam manipulasi kerapuhan diri anda dengan terus menggunakan topeng atau mengganti topeng lagi sesuai dengan keadaan, seperti belajar dari bayi kecil yang tidak menggunakan topeng, dan menampakan keluguaan dan keasriannya sehingga menimbulkan kedamaian dalam hidup...
tapi semua berpulang kepada anda sendiri yang mana yang anda pilih membuka topeng kepribadian palsu atau menunjukan identitas anda seburuk apapun, sebaik apapun, dan melakukan perubahan pada diri sendiri menuju kebaikan bukan mengganti topeng secara instan..

Kamu rapuh Umpama ranting di bawah pohon Yang kering dan sering terinjak 
Kamu rapuh Bagaikan daun kering coklat yang kering dan tua Menggemburkan tanah
Tapi kamu begitu kuat Seperti angin yang sanggup meruntuhkan menara Menggerus bebatuan hingga mengerikil Karena kamu Hanyalah manusia Yang biasa saja.
Mampu menangis dan tertawa 
Mampu menjadi setan atau lebih mulia dari malaikat 
Dan karena kerapuhan dan kekuatanmu itulah 
Dan karena engkau manusia biasa Yang tak punya daya apa pun selain dari-Nya
Bukankah duniapun mengerti, Alampun sadari, Nuranipun akui, Aku dan dirimu, Hanya manusia rapuh
Di antara kerlip jutaan bintang
Di antara desah nafas jutaan nyawa
Di antara birunya laut dan merahnya matahari
Di antara tawa dan tangis Ya, kau dan diriku
Sebab kamu Juga aku Hanyalah manusia biasa.

No comments:

Post a Comment